Senin, 07 Februari 2011

Profil Kota Jayapura

Kota Jayapura adalah ibukota provinsi Papua, Indonesia. Kota ini merupakan ibukota provinsi yang terletak paling timur di Indonesia. Kota yang indah ini terletak di teluk Jayapura. Sebelum Perang Dunia II Kota Jayapura diduduki oleh Pemerintah Belanda dengan sebutan Hollandia. Tepat 17 Maret 1910 Hollandia ditetapkan menjadi ibukota Nederland Nieuw Guinea. Setelah intergrasi dengan Indonesia, Hollandda diubah namanya menjadi Kota Baru, kemudian Soekaroputra dan terakhir dinamakan jayapura sampai sekarang.






Sesuai perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang semakin cepat maka status Kabupaten jayapura dibentuk menjadi kota administratif. Kemudian berdasarkan undang-Undang No.6 tahun 1993 secara resmi status Kota Administratif Jayapura ditingkatkan menjadi Kotamadya Jayapura.

Secara geografis wilayah Kotamadya Jayapura terletak di bagian utara Provinsi Papua, pada 1028'26” - 36058'82” LS dan 137024 10” - 14100” BT.

Kotamadya Jayapura secara Administratif memiliki batasan sebagai berikut :
- Bagian utara dengan Samudera Pasific.
- Bagian barat dengan Kabupaten Jayapura
- Bagian selatan dengan Kecamtan Arso Kabupaten Jayapura.
- Bagian Timur dengan Negara Papua New Guinea

Nama Kota Jayapura pada awalnya adalah Holandia dimana nama tersebut di berikan oleh Kapten Sachse pada tanggal 07 Maret 1910. Apa atri Holandia : Hol = lengkung; teluk land= tanah, tempat yang berteluk. Negeri Belanda atau Holland atau Nederland - geografinya menunjukkan keadaan berteluk-teluk.
Geografi Kota Jayapura hampir sama dengan garis pantai utara negeri Belanda itu. Kondisi alam yang berlekuk-lekuk inilah yang mengilhami Kapten sache untuk mencetuskan nama Hollandia di nama aslinya Numbay. Numbay diganti nama sampai 4 kali: Hollandia-Kotabaru-Sukarnopura--Jayapura, yang sekarang dipakai adalah "Jayapura".

Walikota Pertama Drs. Flores Imbiri. 1979-1989. Walikota kedua Drs. Michael Manufandu, MA. 1989-1993. Walikota ketiga Drs. Reomantyo periode 1994 - 1999. Walikota keempat Drs. M. R. Kambu, M.Si, periode 200-2005. Walikota kelima Drs. M. R. Kambu, M.Si periode 2005-2010. Wakil Walikota H.Sudjarwo, BE

TOPOGRAFI
Topografi daerah cukup bervariasi, mulai dari dataran hingga landai dan berbukit / gunung 700 meter di atas permukaan air laut. Kota Jayapura dengan luas wilayah 94.000 Ha terdapat ± 30% tidak layak huni, karena tediri dari perbukitan yang terjal, rawa-rawa dan hutan di lindung dengan kemiringan 40% bersifat konservasi dan hutan lindung.

IKLIM
Variasi curah hujan antara 45-255 mm/th dengan jumlah hari hujan rata-rata bervariasi antara 148-175 hari hujan / tahun.Suhu tara-rata 29° C - 31,8° C, musim hujan dan musim kemarau tidak teratur,. Kelembaban udara rata- rata bervariasi antara 79% - 81% di lingkungan perkotaan sampai daerah pinggiran kota keadaan iklim seperti ini sangat menunjang bidang pertanian dan peternakan.

KEPENDUDUKAN
Penduduk Kota Jayapura adalah penduduk heterogen yang terdiri dari bermacam-macam suku yang ada di Indonesia. Jumlah Penduduk Kota Jayapura tahun 2005 adalah 218.027 jiwa dengan laju pertumbuhan 4,10 % per tahun (2002 - 2005).

LUAS WILAYAH DAN KONDISI TANAH
Luas wilayah Kota Jayapura 940 KM² atau 94.000 ha atau 0,23% dari luas seluruh daerah Provinsi Papua yang terdiri dari 4 (empat) Distrik yaitu Distrik Jayapura Utara, Jayapura Selatan, Abepura dan Muara Tami yang terdiri dari 11 Kampung (dulu Desa) dan 20 Kelurahan. Sebagian lahan di Kota Jayapura adalah merupakan hutan yaitu seluas 4.967 ha. Kesesuaian lahan untuk pembangunan di Kota Jayapura dikelompokkan ke dalam Kawasan Budidaya (14.220 Ha) dan Kawasan Non Budidaya (79.780 Ha) serta pemukiman dan lain-lain.
TEMPAT-TEMPAT MENARIK

MONUMEN YOS SUDARSO
Monumen in dibangun untuk mengenang jasa Komodor Yos Sudarso yang gugur dalam pertempuran melawan Belanda di laut Arafuru tahun 1962, dalam rangka operasi pembebasan Irian barat. Monumen ini terletak di Taman Imbi, pusat Kota Jayapura.

MONOMUEN PEPERA
Dibangun untuk memperingati Deklarasi Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA), yang dilakukan tahun 1969, untuk menentukan keinginan rakyat Papua khususnya Kabupaten Jayapura bergabung ke Indonesia. Pemungutan suara dilaksanakan selama 6 tahun setelah PBB menyerahkan Papua kepada Indonesia. Monumen ini berada di APO, pos tentara sekutu yang pertama, 500 m dari pusat kota Jayapura ke arah utara.

TELUK YOUTEFA
Sebuah teluk dengan panorama yang sangat indah. Teluk ini secara resmi memang sangat indah, namun mempunyai arti khusus dalam Perang Dunia II, baik segi tentara Jepang maupun tentara Sekutu dan Amerika Serikat, karena letak teluk ini sangat strategis. Pada tanggal 19 April 1942 bala tentera Jepang masuk di Teluk Yotefa dan mendarat di PIM dan Abe pantai. Dengan diyakininya, bahwa letak Hollanda sangat strategis, maka Jepang melabuhkan dua buah kapal perang beserta marinirnya di Teluk Yotefa pada 6 Mei 1942.

Diteluk ini masih terdapat peninggalan sejarah Perang Dunia II berupa bangkai-bangkai kapal Jepang maupun Sekutu yang tenggelam, sedang di Abe Pantai dibangun sebuah tugu peringatan Pendaratan tentara Jepang. Ternyata teluk yang terlindung ini menjadikan Hollandia sebagai tumpuan pertahanan Jepang. Begitu pula Perbekalan yang dimiliki Jepang di Hollandia diakui sekutu sebagai satu-satunya pusat Perbekalan yang terbesar dan terkuat oleh bala tentara Jepang di seluruh wilayah Pasifik.

PANTAI BASE G
Pantai yang indah membentang disepanjang Samudera Pasifik. Pasoirnya putih dan airnya yang jernih menjadikan pantai ini ideal bagi penggemar renang mandi di sinar matahari. Tempat ini pada saat diduduki tentara Sekutu dijadikan sebagai Basis G. Pantai ini dapat dicapai dengan berbagai jenis kendaraan.

PENANGKARAN BUAYA
Penangkaran buaya ini terletak di daerah Entrop wilayah kecamatan Jayapura Selatan 5 Km dari kota Jayapura. Entrop adalah nama orang Belanda yang pertama kalinya tinggal di tempat ini. sekitar 500 meter dari jalan raya Abepura terdapat penangkaran buaya dalam berbagai jenis ukuran dengan jumlah ribuan ekor. Sering dikunjungi oleh masyarakat kota Jayapura maupun wisatawan dan dapat dicapai dengan jenis kendaraan.

TOKO SOUVENIR
Disini terdapat banyak macam ukiran khas Papua yang dapat dibeli. Terletak di Pasir Hamadi, 4 Km dari pusat kota Jayapura ke arah selatan yang ditempuh dengan semua jenis kendaraan.

MONUMEN PENDARATAN TENTARA SEKUTU
Tugu Pendaratan tentara sekutu ini didirikan untuk mengenang Pendaratan tentara Sekutu pada tanggal 22 April 1944 pukul 10.00 pagi di Pantai Hamadi. Operasi Pendaratan ini diberi nama Sandi RECKLESS dibawah pimpinan Jenderal Douglas MC Arthur dengan dibantu Laksamana D.E. Barbey dan Letnan Jenderal R.L. Einchelberger. Jenderal Douglas MC Arthur yang bermarkas komando diatas kapal induk NAHSVILLE mengerahkan personil dari Devisi Infantri ke-24, ke-32 dan ke-41 Amerika Serikat yang berjumlah 55.000 orang terdiri dari 37.500 orang pasukan tempur dan 18.000 orang non tempur dengan keahlian dalam berbagai bidang terutama tehnik.

Pada jam 10.00 pagi pada tanggal 22 April 1994 Jenderal Douglas MC Arthur mendarat di Pantai Hamadi. Sebagai peringatan mendaratnya tentara sekutu tersebut, pada kaki tugu tersebut bertuliskan: “HERE THE ALLIED FORCED LANDED ON APRIL 22, 1944”. Di Pantai Hamadi kini terdapat sebuah tugu yang didirikan oleh Angkatan Darat Kerajaan Belanda (Koninkijke Land Macht) pada tahun 1955, menjelang penyerahan tugasnya atas pengamanan Irian Barat kepada Angkatan Laut Kerajaan Belanda (Koninkijke Zee Macht).

MUSEUM PROVINSI PAPUA
Luas areal museum sekitar 2,63 Ha. Museum Papua ini dibangun pada tahun 1983 dengan arsitektur bangunan bergaya Papua. Bangunan yang terdapat adalah bangunan utama 850 m2 dan perpustakaan 506 m2. Koleksi museum sebagian besar merupakan benda-benda etnografis seperti perlengkapan upacara, teknologi tradisional, peralatan seniman, keramik dan patung, juga terdapat berbagai macam buku-buku perpustakaan, berlokasi di desa Waena Museum ini berjarak sekitar 17 Km dari Kota Jayapura dan ditempun dengan semua jenis kendaraan.

Lihat Peta Lebih Besar


Profil Kota Jayapura

Kota Jayapura memiliki luas wilayah 940 km2 yang terbagi menjadi 4 kecamatan dengan Jayapura sebagai ibukotanya. Wilayahnya berbatasan dengan Samudera Pasifik di sebelah utara, Kabupaten Jayapura di sebelah selatan dan barat, serta Negara Papua Nugini di sebelah timur.

Kota ini menawarkan obyek wisata yang menarik. Jayapura yang terletak di bibir Teluk Yos Sudarso dan Teluk Yotefa, menyuguhkan pemandangan indah panorama alam yang berbukit-bukit, serta hamparan Lautan Pasifik berair biru jernih. Kota Jayapura memang memiliki beragam fungsi. Citra sebagai ibu kota provinsi yang menyandang segala kemudahan hidup dan sarana pendukung menyebabkan kota ini menjadi tujuan untuk tempat tinggal.

Kota Jayapura

Kota Jayapura adalah ibukota Propinsi Papua yang berada di ujung paling Timur Indonesia. Kota yang indah dan menawan ini terletak di Teluk Jayapura dengan luas wilayah 4.626,7 Km2, meliputi 4 kecamatan, penduduknya berjumlah 202.379 jiwa.

Kota ini menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan dengan berbagai kegiatan sosial-politik, budaya, perdagangan dan pembangunan. Topografinya juga unik dengan pusat kota melingkar mengikuti garis pantai dan jalan-jalan kota yang naik turun menyisir lereng-lerang bukit.

Profil Kota Jayapura : Kondisi Fasilitas Sanitasi

Secara geografis Kota Jayapura terletak di bagian Utara Provinsi Papua pada kordinat 1º28’ 17,26” - 3º58’ 0,82” Lintang Selatan (LS) dan 137º34’ 10,6” - 141º0’ 8,22” Bujur Timur (BT). Kota ini berbatasan langsung dengan Distrik Sentani dan Depapre Kabupaten di sebelah barat dengan Papua New Guinea di timur, Lautan Pasifik di utara dan dengan Distrik Arso Kabupaten Keerom di selatan.

PENDUDUK

Penduduk Kota Jayapura adalah masyarakat heterogen yang terdiri dari berbagai suku di Indonesia. Jumlah Penduduk Kota Jayapura tahun 2006 adalah 225.331 jiwa dengan laju pertumbuhan 4,10 % per tahun (2002 - 2005).

Kota Jayapura, Malam Hongkong Siang Kebun Singkong

Kota Jayapura dirombak total saat Acub Zainal jadi Gubernur Provinsi Irian Jaya sekitar 1973 hingga 1975. Waktu itu gudang gudang dan Pasar Numbai di terminal lama digusur hingga kelihatan bersih. Tak ada pasar dan gudang sepanjang jalan Koti dan yang tersisa hanya bangunan Kantor Pos dan Telkom. Kini kawasan eks Pasar Numbay sudah diorbah jadi terminal taksi Mesran.

Memang letak Kota Jayapura yang juga sebagai ibukota Provinsi Papua tak lepas pula dari perhatian pemerintah provinsi. Walau pun wewenang sepenuhnya berada di pundak Wali Kota Jayapura.
Kota Jayapura di waktu malam seperti Hongkong, karena memang lampu lampu menyelumuti gunung gunung dan permukiman di sekitarnya. Bahkan kerlap kerlip lampu membuat wajah kota semakin menarik. “Namun di siang hari tampak belangnya seperti kebun singkong. Semrawut dan banyak bangunan liar yang bermunculan di bukit bukit terjal,”ujar salah seorang warga Waena Mama Ros M Ohee kepada Jubi belum lama ini.

Menikmati Eksotis Jayapura


Judul : Jelajah Jayapura - Eksotisme Alam Budaya di Pintu Gerbang Papua
Penulis : Yusak Laksmana
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : I, Oktober, 2010
Tebal : 140 hal, 13,5 x 20 cm
Harga : Rp55.000,00

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan budaya natural yang beragam. Kekayaan alam Indonesia tak kalah dengan kekayaan yang ada di Negara lain. Tempat wisata yang dikunjungi pun tersebar di seluruh pulau. Ada beberapa wisata yang cukup kita kenal di Indonesia, seperti pulau Bali, Lombok, candi Borobudur, Prambanan, danau Toba, dan lain sebagainya. Indonesia bagian timur memang sering menjadi wilayah yang dipandang sebelah.

Jayapura: Ironi di Timur Indonesia

oleh: Achmad Tamrin

Hal pertama yang mungkin anda rasakan ketika mengatakan akan bekerja di Jayapura adalah belas kasihan dan iba dari teman atau saudara yang anda pamiti.

Paling tidak perasaan itulah yang saya tangkap dengan kuat ketika saya mengatakan mendapatkan pekerjaan di Papua setahun yang lalu.

Mungkin rasa iba tersebut muncul dari sangkaan bahwa teman atau saudaranya ini akan di terjunkan di tengah rimba yang jauh dari segala kemudahan hidup. Sangat mungkin juga yang melesat dalam pikiran mereka lebih buruk dari itu, pakaian yang hanya menutup kelamin, honai sbg tempat tidur, malaria, HIV/AIDS atau bahkan kanibalisme.